Selasa, 24 Januari 2012

PROFIL MY CITY :)


PROFIL KOTAKU :)
Nama Resmi:Kota Bontang
Ibukota:Bontang
Provinsi :Kalimantan Timur
Batas Wilayah:
UtaraKabupaten Kutai Timur.SelatanKabupaten Kutai BaratKabupaten Kutai 
TimurSelat Makassar.
Luas Wilayah:
49.757 Ha
Jumlah Penduduk:
99.617 Jiwa (Sensus Penduduk 2000)
Wilayah Administrasi:
Kecamatan: 3
Website:

Sejarah

Dalam perjalanan sejarah, Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang terletak di daerah aliran sungai, kemudian mengalami perubahan status, sehingga menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk dan terus berkembang.

Pada awalnya, sebagai kawasan permukiman, Bontang memiliki tata pemerintahan yang sangat sederhana. Semula hanya dipimpin oleh seorang yang dituakan, bergelar Petinggi di bawah naungan kekuasaan Sultan Kutai di Tenggarong. Nama-nama Petinggi Bontang tersebut adalah: Nenek H Tondeng, Muhammad Arsyad yang kemudian diberi gelar oleh Sultan Kutai sebagai Kapitan, Kideng, dan Haji Amir Baida alias Bedang.

Bontang terus berkembang sehingga pada 1952 ditetapkan menjadi sebuah kampong yang dipimpin Tetua Adat. Saat itu kepemimpinan terbagi dua: hal yang menyangkut pemerintahan ditangani oleh Kepala Kampung, sedangkan yang menyangkut adat-istiadat diatur oleh Tetua Adat

Jauh sebelum menjadi wilayah Kota Administra­tif, sejak 1920, Desa Bontang ditetapkan menjadi ibu kota kecamatan yang kala itu disebut Onder Distrik van Bontang, yang diperintah oleh seorang asisten wedana yang bergelar Kiyai.

Adapun Kyai yang pernah memerintah di Bontang dan masih lekatdalam ingatan sebagian penduduk adalah: Kiyai Anang Kempeng, Kiyai Hasan, Kiyai Aji Raden, Kiyai Anang Acil, Kiyai Menong, Kiyai Yaman, dan Kiyai Saleh.


Sebelum menjadi sebuah kota,status Bontang meningkat menjadi kecamatan , dibawah pimpinan seorang asisten wedana dalam Pemerintahan Sul­tan Aji Muhammad Parikesit, Sultan Kutai Kartanegara XIX (1921-1960), setelah ditetapkan Undang Undang No 27 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tk II di Kalimantan Timurdengan menghapus status Pemerintahan Swapraja.

Pada 21 Januari 1960, berdasarkan UU No 27 Tahun 1959 , dalam Sidang istimewa DPRD Istimewa Kutai, Kesultanan Kutai dihapuskan dan sebagai gantinya dibentuk Kabupaten Daerah Tk II Kutai yang meliputi 30 kecamatan. Salah satu kecamatan itu adalah Bontang yang berkedudukan di Bontang Baru, meliputi beberapa desa, yaitu Desa Bontang, Santan Ulu, Santan Ilir, Santan Tengah, Tanjung Laut, Sepaso, Tabayan Lembab, Tepian Langsat, dan Keraitan.
Bontang kemudian mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal itu mulai terlihat pada 1975, yang disebabkan karena dijadikannya Bontang sebagai daerah industri. Pada 1974 berdiri PT Badak yang mengelola industri gas alam. Tiga tahun kemudian, 1977, menyusul berdirinya PT Pupuk Kaltim yang mengelola industri pupuk dan amoniak.

Dengan kemajuan yang begitu pesat karena adanya pembangunan sarana dan prasarana yang berskala nasional, bahkan internasional, Pemerintah Daerah mempertimbangkan peningkatan status Bontang dari Kecamatan menjadi Kota Administratif yaitu melalui Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1989. Dengan demikian dibentuklah wilayah kerja Pembantu Bupati Kepala Daerah Tk II Kutai Wilayah Pantai Kecamatan Bontang akhirnya diusulkan Gubernur Kaltim untuk ditingkatkan menjadi Kota Administratif (Kotif).

Pada 1989, dengan PP No. 22 Tahun 1988 Kecamatan Bontang disetujui menjadi Kota Admin-istratif dan diresmikan pada 1990 dengan membawahi Kecamatan Bontang Utara (terdiri dari Bontang Baru, Bontang Kuala, Belimbing, Lok Tuan) dan Selatan (Sekambing, Berbas Pantai, Berbas Tengah, Satimpo, dan Tanjung Laut). Pada 12 Oktober 1999, Kotif kemudian berubah menjadi Kota Otonom, berdasarkan Undang Undang No 47 Tahun 1999.

Guna melaksanakan tugas kepemerintahan saat itu ditunjuk Drs Ishak Karim sebagai Walikota Kotif Bontang yang pertama. Sebagai perkembangan dari Daerah Tk II Kabupaten Kutai, maka melalui Undang­Undang No 47 Tahun 1999 tentang pemkatkan menjadi Kota Bontang. Sebagai pelaksana tugas ditunjuk Drs Fachmurniddin yang melaksa­nakan tugas kepemerintahan dan pelaksanaan persiapan pemilihan walikota definitif.
Sebelumnya juga telah dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang oleh Walikota melalui penetapan calon yang diajukan oleh masing-masing partai berdasarkan perolehan kursi pada Pemilu 1999. Setelah persyaratan anggota dewan terpenuhi, maka ditetapkan dan dilantik para anggota dewan yang terdiri dari 25 orang dengan ketua H Rusdin Abdau.

Walikota Bontang pertama dari pemilihan anggota dewan itu adalah dr H Andi Sofyan Hasdam, SpS dari Partai Golkar dan H Adam Malik sebagai Wakil Walikota yang berasal dari PPP. Mereka dilantik dan diambil sumpah jabatan pada 1 Maret 2000

ARTI LAMBANG BONTANG ^_^

I. BENTUK DAN UKURAN LAMBANG
Lambang berbentuk perisai bersudut lima
Perbandingan ukuran lambang adalah sebagai tercantum dalam gambar Lambang Daerah Kota Bontang terlampir yang perbandingan ukuranukuran antara lukisan-lukisan dalam Gambar itu serasi satu sama lain sesuai dengan keperluan.
II. ISI LAMBANG

Isi Lambang terdiri atas tiga bagian yaitu :

Bintang bersudut lima yang diatasnya terdapat tulisan kata Kota Bontang;
Sebuah perahu diatas gelombang yang kanan kirinya terdapat perisai dan tombak dan dibelakangnya terdapat daun hijau beserta telabang yang didalamnya terdapat cerobong asap dan api dilingkari oleh kapas dan padi yang disatukan oleh gong.
Tulisan “ Bessai Berinta”.
III. ARTI LAMBANG

Negara berbentuk perisai berbentuk persegi lima melambangkan jiwa dan semangat falsafah Negara Pancasila.
Bintang bersudut lima melambangkan bahwa masyarakat Kota Bontang adalah masyarakat yang beragama dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Padi berjumlah 12, kapas 10 adalah melambangkan :
a. Kemakmuran

b. Terbentuknya Kota Bontang pada tanggal 12 Oktober

Daun Pohon berwarna hijau melambangkan kesuburan;
Perisai dan Tombak (dalam bahasa daerah disebut sangkil dan bujak) serta sembilan garis putih pada sangkil dan sembilan garis putih pada bujak melambangkan ;
a. Perdamaian
b. Tahun terbentuknya Kota Bontang (1999)

Perahu dan Gelombang Laut berbentuk garis putih berjumlah dua buah melambangkan Persatuan dan kesatuan serta melambangkan mata pencaharian masyarakat nelayan.
Obor dan Asap melambangkan semangat yang bergelora untuk membangun daerah yang didukung oleh adanya Industri Gas Alam dan Pupuk
Garis melintang memotong ditengah-tengah perisai diantara dua tombak (sangkil dan bujak) melambangkan bentangan dan lintasan garis khatulistiwa.
Gong melambangkan demokrasi berdasarkan musyawarah dan mufakat.
Pita dengan tulisan Bessai Berinta yang berarti berdayung bersama-sama, kebersamaan dan kekompakkan Pemerintah Kota Bontang dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
IV. KETENTUAN WARNA

Dasar lambang berwarna biru
Bintang bersudut lima berwarna kuning
Perahu berwarna merah diatas gelombang berwarna putih yang sebelah kanan dan kirinya terdapat perisai serta tombak yang berwarna hitam dan putih, dibelakangnya terdapat tameng berwarna kuning emas yang didalamnya terdapat cerobong gas dan api yang berwarna putih dan merah serta pohon yang berwarna hijau.
Padi berwarna kuning emas dan kapas berwarna hijau putih yang disatukan
oleh gong dengan warna kuning emas.
V. ARTI WARNA

Warna biru melambangkan ketentraman, kedamaian dan potensi kawasan yang dimiliki Kota Bontang
Warna kuning melambangkan kesejahteraan masyarakat
Warna kuning emas melambangkan keagungan dan keluhuran
Warna hijau melambngkan kesuburan
Warna putih melambangkan kesucian, kebersihan, kesetiaan dan kesederhanaan.
Warna merah melambangkan tekad yang kuat, berani dan dinamis
Warna hitam melambangkan kesungguhan Pemerintah Kota Bontang dan masyarakat untuk membangun daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar