Jumat, 03 Februari 2012

Manga Favoritku : Slum Dunk


Slam Dunk menjadi fenomena di Jepang, karena berhasil menjadi salah satu komik yang mengangkat tema permainan bola basket; yang saat itu dianggap tidak lazim untuk dijadikan tema sebuah komik. Alur cerita yang menarik serta penggambaran tokoh-tokoh dengan karakteristik yang unik, membuat Slam Dunk digemari remaja di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Slam Dunk pertama kali muncul di Indonesia justru dalam format animasi. Ditayangkan pertama kali oleh TV7 pada sekitar tahun 2003. Barulah kemudian format manga-nya diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Slam Dunk kemudian menjadi tontonan dan bacaan yang dibaca cukup banyak pencinta animasi. Semenjak saat itulah popularitas permainan bola basket mulai melejit di Indonesia, meskipun masih kalah jauh dari popularitas sepakbola.

Slam Dunk mengisahkan tentang seorang murid kelas 1 di SMA Shohoku yang bernama Hanamichi Sakuragi. Sakuragi merupakan seorang berandalan kelas berat yang semasa SMP ditolak wanita sebanyak 50 kali. Inilah yang kemudian membuatnya membenci olahraga basket (dia pernah ditolak seorang wanita yang lebih memilih berpacaran dengan seorang pemain basket ketimbang berandalan seperti Sakuragi). Pertemuannya dengan Haruko Akagi secara perlahan mampu membuat Sakuragi mencintai permainan bola basket yang dulu ia benci. Perjuangan Sakuragi dan Shohoku mengarungi berbagai pertandingan dan berhadapan dengan lawan-lawan tangguh, membuat alur cerita Slam Dunk menjadi menarik untuk disimak. Mangaka Slam Dunk, Takehiko Inoue, menggambarkan berbagai adegan dengan ilustrasi yang menarik. Inoue juga menggambarkan berbagai karakter didalamnya dengan menggunakan proporsi tubuh yang tepat, suatu hal yang nampaknya jarang ditampilkan pada manga lain di zaman itu.

Satu hal yang mungkin belom banyak orang tau, beberapa karakter Slam Dunk memiliki kemiripan dengan pemain NBA sampai pada masa itu (tahun 1990). Beberapa karakter juga diciptakan sejalan dengan dinamika di NBA.

Analisis ini akan saya dasari pada hasil observasi saya, yang, mungkin terkesan subjektif. Okay, tadi itu beberapa ulasan singkat mengenai Slam Dunk, sekarang saya akan membahas berbagai karakter-karakter di Slam Dunk dari perspektif saya.


Shohoku High School The 'tim basket Shohoku High School telah selama dua tahun berjalan telah dianggap tidak ada konsekuensi di tingkat prefecutural dan sebagian besar merupakan tim satu orang karena kehadiran kapten tim Takenori Akagi. Hal ini tidak sampai tahun ketiga Akagi bahwa hal mulai berbalik untuk Shohoku dan mereka mulai menjadi tim yang harus diperhitungkan. Mereka adalah satu-satunya tim non-unggulan untuk membuat ke empat akhir dari Kanagawa Interhigh Tournament, kehilangan satu-satunya mereka di turnamen yang melawan Kainan. Meskipun wakil runner-up untuk Kanagawa, mereka digolongkan sebagai tim kelas C dan ditempatkan dalam turnamen braket tangguh, menghadapi Toyotama dan National berkuasa Juara Sannoh. Mereka mendukung gaya berlari dan senapan bermain dan memiliki luas luas kemampuan ofensif. Namun, kelemahan utama mereka adalah bangku lemah mereka dan sebagai akibatnya harus bergantung sepenuhnya pada lineup awal mereka.



#4 Takenori Akagi
H: 197
W: 90 kg
Akagi adalah kapten tim bola basket SMU Shohoku. Berposisi sebagai center, Akagi merupakan poros utama tim Shohoku dalam bertahan. Tubuh yang besar menjadikannya sebagai salah satu center terbaik di prefektur Kanagawa. Selama dua tahun pertama di Shohoku, Akagi gagal membawa Shohoku berprestasi, sampai akhirnya, di tahun ketiganya, barulah Akagi mencapai puncak kejayannya di Shohoku bersama dengan Mitsui, Miyagi, Sakuragi, dan Rukawa.
Akagi merupakan seorang leader di timnya. Memiliki kemampuan defense yang baik, serta tangguh di bawah ring. Pada masa itu, salah satu pemain yang memiliki karakter mirip dengan Akagi adalah Patrick Ewing yang merupakan center dari tim New York Knicks. Dari segi wajah juga sedikit banyak Ewing memiliki kemiripan dengan Akagi.

#14 Hisashi Mitsui
H: 184 cm
W: 70 kg
From hero to zero to hero, again. Istilah tersebut mungkin cocok dilekatkan pada karakter yang satu ini. Mitsui merupakan MVP ketika SMP, kemampuan utamanya adalah dalam shooting dan bertahan. Pada mulanya Mitsui masuk ke SMU Shohoku untuk membalas budinya kepada pelatih Shohoku, Pak Anzai. Pak Anzai inilah yang menyemangati Mitsui ketika pertandinagn final tingkat SMP. Digadang-gadang sebagai bakal calon bintang Shohoku, Mitsui justru mengalami cedera parah yang membuatnya harus absen dari dunia basket untuk sementara waktu. Seiring dengan waktu, Mitsui menyadari bahwa dengan cedera yang dideritanya maka ia hanya akan menjadi batu sandungan saja bagi Shohoku. Semenjak saat itulah Mitsui memutuskan untuk membenci basket. Dua tahun kemudian, setelah ‘insiden’ yang melibatkan Mitsui dengan anggota tim absket Shohoku berakhir, ia memutuskan untuk ‘bertobat’ dan kembali menjadi anggota tim basket Shohoku, lagi.
Khusus untuk Mitsui, saya tidak bisa memastikan siapakah role model yang dipakai untuk membuat karakter Mitsui. Kemungkinan besar adalah Jeff Hornacek. Hornacek sepanjang karirnya mengenakan nomor 14, nomor yang juga digunakan Mitsui. Hornacek juga merupakan salah satu shooter yang terbaik pada masanya, begitu juga dengan Mitsui yang merupakan seorang sharp-shooter.

#7 Ryota Miyagi
H: 168 cm
W: 59 kg
Pada awalnya Ryota Miyagi adalah seorang pembuat masalah–meskipun tidak seagresif Sakuragi–yang sempat mengacaukan kondisi tim basket Shohoku. Puncaknya adalah konfrontasi antara geng Mitsui dengan tim basket Shohoku. Selepas kejadian itu, Ryota perlahan berubah menjadi pribadi yang berkepala dingin. Ryota berposisi sebagai point guard Shohoku. Kecepatan, kemampuan dribel dan passing yang baik membuatnya menjadi salah satu point guard terbaik di prefektur Kanagawa. Dikisahkan juga bahwa Ryota memiliki affair dengan manajer tim basket Shohoku, Ayako.
Ryota merupakan seorang point guard berbadan kecil dan lincah. Kemampuan passingnya mirip dengan seorang Isiah Thomas yang juga memiliki tubuh kecil namun lincah. Isiah Thomas juga merupakan leader dari the bad boys Detroit Pistons yang terkenal dengan permainan kerasnya. Mirip dengan sosok Ryota.





#11 Kaede Rukawa
H: 187 cm
W: 75 kg
Kaede Rukawa merupakan pemain yang jenius. Diketahui bahwa semenjak SMP Rukawa merupakan seorang top performer yang terbiasa mencetak banyak poin di pertandingan. Rukawa memilih untuk memasuki SMU Shohoku karena sebuah alasan yang sepele; jarak yang dekat dari rumah. Rukawa merupakan aset berharga untuk Shohoku, terbukti dia membuat rataan sebanyak 30 poin per-pertandingan pada kejuaran di Kanagawa. Shooting, finishing, drive, dribbling merupakan keahlian Rukawa. Kelemahan Rukawa terletak pada kemampuan defensenya dan konsistensi permainan. Saat pertandingan melawan Kainan, Rukawa berhasil mencetak 25 poin di babak pertama, namun hanya mampu mencetak 6 poin pada babak kedua karena kelelahan. Sekalipun begitu, Rukawa tetap masuk dalam 5 pemain terbaik se-Kanagawa.
Mudah ditebak, sosok Rukawa diilhami dari sosok Michael Jordan pada masa awal karirinya di NBA. Pada masa itu Jordan merupakan seorang pemain yang offensive minded dan individual. Karakter tersebut mirip dengan gaya permainan Rukawa yang egois. Barulah ketika selama 6 tahun berturut-turut–semenjak debutnya–mengalami kegagalan terus menerus dan tidak bisa sekalipun mencapai Final NBA, Jordan berubah menjadi seorang pemain yang mau mempercayai rekannya, begitu pula yang terjadi pada sosok Rukawa saat kejuaran nasional.



#10 Hanamichi Sakuragi
H: 189 cm
W: 83 kg
Tokoh utama dalam Slam Dunk adalah Hanamichi Sakuragi. Pria berambut merah, bertubuh tinggi, dan berwajah kurang menarik ini adalah sosok yang pada mulanya membenci basket gara-gara ditolak seorang wanita yang lebih memilih pria pebasket. Bahkan, Sakuragi sempat ditantang Akagi yang notabene adalah kapten tim basket Shohoku, gara-gara Sakuragi terlalu meremehkan basket. Di luar dugaan, Sakuragi berhasil mengalahkan Akagi dengan sebuah dunk, semenjak itulah Sakuragi jatuh cinta dengan basket. Sempat mengalami maju mundur dalam proses adaptasi, akhirnya Sakuragi menguasai senjata andalannya, yaitu rebound. Sakuragi juga mempelajari lay up, inside scoring, hingga jump shoot. Progres yang dialaminya sangat pesat hingga berhasil membantu Shohoku menjadi juara ke-2 se-Kanagawa. Sakuragi merupakan kebalikan dari Rukawa; kalau Rukawa adalah seorang pemain yang offensive minded, Sakuragi justru defensive minded, dalam hal rebound, Sakuragi merupakan nomor 1 se-Kanagawa. Sifatnya yang meledak-ledak serta arogan terkadang membuat risih orang lain, tapi justru sifatnya inilah yang terkadang bisa menaikkan moral tim Shohoku ketika sedang terjatuh. Diceritakan bahwa Sakuragi jatuh cinta kepada Haruko Akagi–adik Takenori Akagi–namun sialnya, Haruko justru tergila-gila pada Rukawa.

Sangat mudah ditebak, role model Sakuragi adalah Dennis Rodman. Rodman merupakan raja rebound di NBA pada tahun 90an. Tercatat 7 kali berturut-turut ia memimpin statistik rebound terbanyak. Rodman juga memiliki rambut yang unik dan warna-warni, sama seperti rambut Sakuragi. Rodman juga memiliki perangai yang buruk, suka berkelahi dan melanggar peraturan; karakter itu juga mirip sekali dengan Sakuragi. Ada juga hubungan yang unik antara Rodman dan Sakuragi. Pada saat komik Slam Dunk pertama kali terbit (tahun 1990), Dennis Rodman masih menjadi seorang pemain Detroit Pistons sampai kemudian tahun 1993 pindah ke San Antonio Spurs, sementara kita tahu bahwa Sakuragi merupakan pemain tim Shohoku, dan Shohoku sendiri merupakan perwujudan dari sebuah klub NBA, Chicago Bulls. Uniknya, pada tahun 1995 Dennis Rodman memutuskan untuk bergabung dengan Chicago Bulls. Hal inilah yang menurut saya unik. Takehiko Inoue sebagai pengarang komik Slam Dunk seolah bisa meramalkan bahwa Dennis Rodman kelak akan menjadi pemain Chicago Bulls dengan tokoh Sakuragi dan Shohokunya.

Universitas Kainan Afiliasi High School
The Kainan Universitas Afiliasi High School tim basket Kainan telah memenangkan Kanagawa Interhigh Tournament untuk 17 tahun berjalan dan dikenal sebagai "Raja Kanagawa." seluruh tim mereka terdiri dari pemain elit dan menunjukkan stamina yang luar biasa dan kemampuan defensif. Tim ini tidak memiliki kelemahan terkenal. Kainan kalah di semifinal di Kejuaraan Nasional sebelumnya, di mana mereka menghadapi juara bertahan Sannoh, kalah 30 poin. Pada akhir manga, mereka adalah peringkat nomor 2 di Jepang.






The High School Ryonan
tim basket dianggap sebagai salah satu tim top di Kanagawa bersama dengan Shoyo dan Kainan, yang Kanagawa juara bertahan Turnamen Interhigh selama 17 tahun berjalan. Tim ini diunggulkan pertama di divisi masing-masing selama Tournament Interhigh. Namun, kelemahan utama mereka adalah kurangnya point guard bintang dan penembak tiga poin.
Sannoh Industri Afiliasi High School tim basket telah menjadi juara nasional bertahan selama tiga tahun berjalan dan menempati peringkat sebagai tim AA. Mereka dianggap tim sekolah unggulan tinggi di Jepang dan telah menjadi kekuatan yang dominan dalam basket sekolah tinggi selama bertahun-tahun. Tim ini telah menguasai pertahanan pengadilan tekan penuh dan bahkan dapat memerangkap para penjaga titik tercepat dan melumpuhkan pelanggaran lawan mereka. 


The Shoyo High School tim basket Shoyo dianggap sebagai saingan atas Kainan, tim teratas di prefektur Kanagawa dan membela Interhigh Turnamen juara selama 17 tahun berjalan. Tim ini diunggulkan pertama di divisi masing-masing selama Turnamen Interhigh, dan merupakan satu-satunya tim unggulan sehingga tidak membuatnya menjadi empat final karena kehilangan mereka untuk Shohoku. Tinggi pemain Shoyo adalah salah satu tertinggi di Kanagawa, ini terungkap dalam pertandingan mereka melawan Shohoku, dimana hanya Akagi adalah setinggi penanda nya (Toru Hanagata). Namun, satu kelemahan mereka adalah kurangnya pelatih yang berdedikasi dan Kenji Fujima dipaksa untuk memainkan peran kedua pelatih dan point guard. Shoyo dikenal untuk bagian besar mereka sorak sorai, yang semuanya adalah anggota klub basket tetapi tidak benar-benar pemain.
Toyotama High School Toyotama adalah tim runner-up dari Osaka di Kejuaraan Nasional, setelah kalah dari Daiei. Mereka adalah tim A peringkat dan hampir semua starter mereka tahun ketiga. 
Shohoku wajah mereka dalam putaran pertama Kejuaraan Nasional, di mana Toyotama menunjukkan bakat untuk mendapatkan diri dengan kekerasan, pelanggaran mencolok, belum lagi menggoda konstan dari kerumunan, yang terus-menerus berteriak, bersumpah dan mengancam tim yang berlawanan. Mereka telah menguasai gaya berlari dan senapan bermain dan membagi usaha mereka antara pelanggaran 80% dan pertahanan 20%. kelemahan utama mereka adalah penggantian pelatih mereka, Kitano, yang dipelihara filsafat ofensif tim dan secara luas dihormati oleh para pemain. Penggantinya, di sisi lain, Kanehira, menekankan basket defensif, yang para pemain mengalami kesulitan menyesuaikan diri. Karena itu, mereka lebih memilih bermain dengan cara mereka sendiri dibandingkan mendengarkan pelatih baru mereka. 
Pertandingan Toyotama hanya muncul di manga. Salah satu pemain cadangan, Teruo Okawa, adalah teman dari Hikoichi Aida dari SMP. Toyotama memiliki ace dalam bentuk Minori Kishimoto, yang menghasilkan bukan hanya permusuhan Hikoichi untuk Toyotama setelah ia menolak kemampuan Sendoh sebagai pemain (Hikoichi dalam retribusi memberikan informasi Shohoku pada Toyotama), tetapi juga dari Sakuragi, yang menghabiskan semester pertama di bawah intens tekanan dan tidak bisa tampil cukup baik, yang digantikan oleh Yasuda di awal pertandingan. ace lainnya mereka dan kapten adalah Tsuyoshi Minami (yang Sakuragi panggilan "chick-wajah" setelah burung), siapa yang paling agresif dari para pemain. Ia dikenal sebagai "Killer Ace", dan hidup sampai julukan ini dengan memukul Rukawa di wajah dengan siku sebagai ia pernah lakukan untuk Kenji Fujima dari Shoyo, meninggalkan dia dengan mata hitam untuk paruh kedua seluruh permainan. Namun Minami membuat Facebook untuk itu kemudian, ketika malam sebelum pertandingan melawan Sannoh, ia memberikan Rukawa salep untuk membantu menyembuhkan matanya dan memperingatkan dia tentang Sawakita. Para pemain lain termasuk Mitsuaki Iwata (tengah), Kyohei Yajima (shooting guard) dan Daijiro Itakura (point guard). 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar